Minggu, 21 September 2014

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Laut
Lambang TNI AL.png
Lambang Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Laut
Didirikan 10 September 1945
Negara  Indonesia
Tipe unit Angkatan Laut
Jumlah personil 74,000[1] (2011)
Bagian dari Tentara Nasional Indonesia
Motto Jalesveva Jayamahe
(Sanskrit, lit:"Di Laut Kita Jaya")
Kapal perang dan perlengkapannya 150[2] (2012)
Pertempuran Pertempuran Laut Aru
Komando tempur
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio[3][4]
Lencana
Bendera Kapal Naval Jack of Indonesia.svg
Roundel Roundel Indonesia naval aviation.svg
Situs resmi
Situs http://www.tnial.mil.id/
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (atau biasa disingkat TNI Angkatan Laut atau TNI-AL) adalah salah satu cabang angkatan perang dan merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara Republik Indonesia di laut.
TNI Angkatan Laut dibentuk pada tanggal 10 September 1945 yang pada saat dibentuknya bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR Laut) yang merupakan bagian dari Badan Keamanan Rakyat.
TNI Angkatan Laut dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) yang menjadi pemimpin tertinggi di Markas Besar Angkatan Laut (MABESAL). KASAL saat ini dijabat oleh Laksamana TNI Marsetio.
Kekuatan TNI-AL saat ini terbagi dalam 2 armada, Armada Barat yang berpusat di Tanjung Priok, Jakarta dan Armada Timur yang berpusat di Tanjung Perak, Surabaya, serta satu Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil). Selain itu juga membawahi Korps Marinir.
Tentara Nasional Indonesia
Lambang TNI 2013.png

Kecabangan Militer
Angkatan Darat TNI Angkatan Darat
Angkatan Laut TNI Angkatan Laut
Angkatan Udara TNI Angkatan Udara
Lainnya
Lambang TNI.png Sejarah TNI
Lambang TNI.png Panglima TNI
Kepangkatan di TNI
Angkatan Darat Pangkat di TNI-AD
Angkatan Laut Pangkat di TNI-AL
Angkatan Udara Pangkat di TNI-AU

Sejarah TNI-AL

KRI Irian, kapal kelas penjelajah yang pernah dimiliki TNI AL berbobot mati 16.640 ton. Digunakan selama operasi Trikora melawan Belanda. Hingga kini Indonesialah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang pernah mengoperasikan kelas penjelajah
Sejarah TNI-AL dimulai tanggal 10 September 1945, setelah masa awal diproklamasikannya kemerdekaan negara Indonesia, administrasi pemerintah awal Indonesia mendirikan Badan Keamanan Rakyat Laut (BKR Laut). BKR Laut dipelopori oleh pelaut-pelaut veteran Indonesia yang pernah bertugas di jajaran Koninklijke Marine (Angkatan Laut Kerajaan Belanda) di masa penjajahan Belanda dan Kaigun di masa pendudukan Jepang.
Terbentuknya organisasi militer Indonesia yang dikenal sebagai Tentara Keamanan Rakyat (TKR) turut memacu keberadaan TKR Laut yang selanjutnya lebih dikenal sebagai Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), dengan segala kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya. Sejumlah Pangkalan Angkatan Laut terbentuk, kapal-kapal peninggalan Jawatan Pelayaran Jepang diperdayakan, dan personel pengawaknya pun direkrut untuk memenuhi tuntutan tugas sebagai penjaga laut Republik yang baru terbentuk itu. Kekuatan yang sederhana tidak menyurutkan ALRI untuk menggelar Operasi Lintas Laut dalam rangka menyebarluaskan berita proklamasi dan menyusun kekuatan bersenjata di berbagai tempat di Indonesia. Disamping itu mereka juga melakukan pelayaran penerobosan blokade laut Belanda dalam rangka mendapatkan bantuan dari luar negeri.
Selama 1949-1959 ALRI berhasil menyempurnakan kekuatan dan meningkatkan kemampuannya. Di bidang Organisasi ALRI membentuk Armada, Korps Marinir yang saat itu disebut sebagai Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL), Penerbangan Angkatan Laut dan sejumlah Komando Daerah Maritim sebagai komando pertahanan kewilayahan aspek laut.
Pada 1990-an TNI AL mendapatkan tambahan kekuatan berupa kapal-kapal perang jenis korvet kelas Parchim, kapal pendarat tank (LST) kelas 'Frosch', dan Penyapu Ranjau kelas Kondor. Penambahan kekuatan ini dinilai masih jauh dari kebutuhan dan tuntutan tugas, lebih-lebih pada masa krisis multidimensional ini yang menuntut peningkatan operasi namun perolehan dukungannya sangat terbatas. Reformasi internal di tubuh TNI membawa pengaruh besar pada tuntutan penajaman tugas TNI AL dalam bidang pertahanan dan keamanan di laut seperti reorganisasi dan validasi Armada yang tersusun dalam flotila-flotila kapal perang sesuai dengan kesamaan fungsinya dan pemekaran organisasi Korps Marinir dengan pembentukan satuan setingkat divisi Pasukan Marinir-I di Surabaya dan setingkat Brigade berdiri sendiri di Jakarta.

Tugas TNI Angkatan Laut

Sesuai Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI Pasal 9, Angkatan Laut bertugas:
  1. melaksanakan tugas TNI matra laut di bidang pertahanan;
  2. menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi;
  3. melaksanakan tugas diplomasi Angkatan Laut dalam rangka mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah;
  4. melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra laut;
  5. melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut.

Organisasi

TNI-AL berada di bawah Markas Besar TNI. Perwira tersenior Angkatan Laut, Kepala Staf TNI Angkatan Laut, adalah perwira tinggi berbintang empat dengan pangkat Laksamana mengepalai Angkatan Laut di bawah Panglima TNI.

Kepala staf

Jabatan tertinggi di TNI Angkatan Laut adalah Kepala Staf TNI Angkatan Laut, yang biasanya dijabat oleh Laksamana berbintang empat. Saat ini TNI Angkatan Laut dipimpin oleh Laksamana TNI Marsetio

Pangkat

Di TNI Angkatan Laut, sebagaimana di kecabangan lainnya, kepangkatan terdiri dari Perwira, Bintara dan Tamtama. Adapun pangkat tertinggi di Angkatan Laut adalah Laksamana Besar dengan bintang lima. Sampai saat ini belum ada seorangpun perwira TNI Angkatan Laut yang dianugerahi pangkat tersebut.

Komando Utama

Patung Jalesveva Jayamahe yang berarti "Di laut kita jaya" yang berada di Markas Armatim, Surabaya

Komando Armada Barat

Komando Armada RI Kawasan Barat atau disingkat Koarmabar adalah salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut. Komando ini bermarkas besar di Jl Gunung Sahari Jakarta Pusat, sedangkan Pangkalannya berada di Tanjung Priok, Jakarta. Panglima Koarmabar yang sekarang menjabat adalah Laksamana Muda TNI Arief Rudianto menggantikan Laksamana Muda TNI Sadiman ,S.E.[5] Laksamana Muda TNI Laksamana Muda TNI Arief Rudianto secara resmi menjabat Panglima Komado Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) setelah dikukuhkan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio, M.M. dalam suatu upacara serah terima jabatan di di Auditorium O.B. Syaaf, Koarmabar Jl. Gunung Sahari Raya, Jakarta Pusat, Kamis 24 Januari 2013. Laksamana Muda TNI Laksda TNI Sadiman, S.E., yang akan menjabat sebagai Koordinator Staf Ahli (Koorsahli Kasal).[6]

Komando Armada Timur

Komando Armada RI Kawasan Timur atau disingkat Koarmatim adalah salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut. Komando ini bermarkas besar di Surabaya, Jawa Timur. Panglima Koarmatim yang sekarang menjabat adalah Laksamana Muda TNI Drs. Agung Pramono,S.H. M.Hum. Ia menggantikan Laksamana Muda TNI Ade Supandi,S.E.

Komando Lintas Laut Militer

Komando Lintas Laut Militer atau disingkat Kolinlamil adalah salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut. Komando ini bermarkas besar di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kolinlamil dibentuk sejak tanggal 1 Juli 1961 dengan nama Djawatan Angkutan Laut Militer (DALMIL). Panglima Kolinlamil yang sekarang menjabat adalah Laksda TNI S.M. Darojatim Kolinlamil adalah Komando Utama (Kotama) Pembinaan dan Operasional. Dalam bidang pembinaan Kolinlamil berkedudukan langsung di bawah KASAL, sedangkan dalam bidang operasional berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI.

Korps Marinir

Korps Marinir Republik Indonesia merupakan kekuatan pemukul dan pendarat TNI-AL. Secara garis besar Korps Marinir bertugas merebut kedudukan pantai musuh, mengamankan obyek fital TNI-AL dan melaksanakan tugas-tugas pertahanan negara lainnya.
Berdasarkan rencana pengembangan kekuatan TNI-AL yang baru saja disusun untuk jangka waktu 2005-2024, kekuatan Korps Marinir (Kormar) akan ditingkatkan baik dari segi struktur maupun kekuatan fisik. Saat ini jumlah personel marinir sekitar 17.000 orang, sehingga menimbulkan gurauan di kalangan militer sendiri bahwa dengan jumlah pulau di Indonesia yang juga lebih kurang 17.000 buah, maka tiap personel marinir bertugas mengamankan satu pulau. Jumlah ini pada masa depan akan ditingkatkan hingga 60.000 personel.
Dalam rencana pengembangan, akan ada tiga pasukan marinir (Pasmar), yaitu kesatuan induk yang melekat di tiap komando wilayah laut (Kowilla), 2 brigade marinir berdiri sendiri, 1 komando latihan marinir dan 5 pangkalan marinir ditambah 11 batalyon marinir pertahanan pangkalan. Dankormar saat ini dijabat oleh Mayjen TNI Mar A. Faridz Washington.

Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut

Kobangdikal merupakan salah satu komando utama di jajaran TNI Angkatan Laut. Sejak 12 Mei 2007, berubah namanya dari Komando Pendidikan Angkatan Laut (Kodikal) menjadi Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal). Saat ini Dankobangdikal dijabat oleh Laksda TNI Djoko Teguh Wahojo.

Akademi Angkatan Laut

Akademi Angkatan Laut (disingkat AAL) adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Laut di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Akademi Angkatan Laut mencetak perwira TNI Angkatan Laut. Secara organisasi, Akademi Angkatan Laut berada di dalam struktur organisasi TNI Angkatan Laut, yang dipimpin oleh seorang Gubernur Akademi Angkatan Laut. Gubernur AAL saat ini dijabat oleh Laksda TNI Herry Setianegara, S.sos, S.H, M.M lulusan AAL angkatan 29 tahun 1983 dan Wakil Gubernur AAL Laksma TNI Achmad Taufiqoerohman, M,S.E lulusan AAL 31 tahun 1985.

Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut

Seskoal adalah lembaga pendidikan pengembangan umum tertinggi di lingkungan TNI Angkatan Laut. Saat ini Komandan Seskoal adalah Laksda TNI Arief Rudianto, SE dan Wakil Komandan Seskoal adalah Laksma TNI

Kekuatan

Bendera kapal perang Indonesia.
Nama kapal yang dimiliki TNI-AL selalu dimulai dengan KRI, singkatan dari Kapal Perang Republik Indonesia. Selain itu juga ada kapal yang diawali dengan KAL, singkatan dari Kapal Angkatan Laut. Suatu sistem penomoran diadopsi guna membedakan tiap Kapal. Nama kapal bervariasi, mulai dari nama Pahlawan, Teluk, hingga binatang.
Setiap kapal dipersenjatai dengan salah satu atau lebih dari berbagai macam persenjataan yang tersedia menurut kelasnya, mulai dari senapan mesin 12,7mm, kanon, meriam hingga peluru kendali.
Saat ini TNI AL memiliki sekitar 68.800 prajurit, termasuk di dalamnya 18.500 personel marinir dan 1.090 penerbangan/personel udara AL. Kekuatan TNI AL secara garis besar sebagai berikut:

Kapal perang

KRI Oswald Siahaan, menembakkan rudal yakhont dalam sebuah latihan di Selat Sunda.
KRI Oswald Siahaan, menembakkan rudal yakhont dalam sebuah latihan di Selat Sunda.
KRI Diponegoro, korvet terbaru TNI AL jenis Sigma.
KRI Diponegoro, korvet terbaru TNI AL jenis Sigma.
KRI Cut Nyak Dien, Parchim Class merupakan kapal pemukul dengan armada terbesar di TNI AL.
KRI Cut Nyak Dien, Parchim Class merupakan kapal pemukul dengan armada terbesar di TNI AL.
KRI Clurit, merupakan Kapal Cepat Rudal 40 meter buatan dalam negeri.
KRI Clurit, merupakan Kapal Cepat Rudal 40 meter buatan dalam negeri.
KRI Makassar, Landing Platform Deck TNI AL
Kapal Republik Indonesia (KRI) berjumlah 132 kapal, KRI, dibagi menjadi tiga kelompok kekuatan:
  1. Kekuatan Pemukul (Striking Force) terdiri dari 40 KRI yang memiliki persenjataan strategis:
    1. 2 kapal selam kelas Cakra.
    2. 6 Fregat kelas Ahmad Yani
    3. 3 Fregat kelas Fatahillah
    4. 1 Fregat kelas Ki Hajar Dewantara
    5. 4 Korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach)
    6. 15 Korvet anti kapal selam kelas Parchim
    7. 2 Kapal cepat rudal (KCR) kelas Clurit
    8. 4 kapal cepat rudal (KCR) kelas Mandau.
    9. 2 kapal cepat torpedo (KCT) kelas Ajak.
    10. 2 kapal (hibah dari Brunei) kelas Salawaku
    11. 2 buru ranjau (BR) kelas Pulau Rengat.
  2. Kekuatan Patroli (Patrolling Force) berjumlah 50 KRI.
    1. 10 kapal FPB buatan PT. PAL kelas Pandrong, 5 diantaranya yang bertipe Nav-5 sudah dipersenjatai dengan rudal
    2. 1 Kapal cepat buatan Fasharkan TNI AL 40 meter kelas Krait
    3. 2 Kapal cepat buatan Fasharkan 40 meter kelas Tarihu
    4. 25 kapal Fiber buatan Fasharkan TNI AL kelas Boa
    5. 15 kapal PC kelas Sibarau
  3. Kekuatan Pendukung (Supporting Force) berjumlah 48 KRI, terdiri dari:
    1. 7 angkut tank (AT) kelas Teluk Langsa
    2. 4 angkut tank (LST) kelas Teluk Semangka
    3. 2 angkut tank (LSTM) kelas Teluk Banten
    4. 14 angkut tank (AT) Kelas Frosch
    5. 2 angkut tank kelas NSU dan KPG
    6. 4 Landing Platform Dock (LPD) Kelas Makassar
    7. 1 markas (MA) kelas Multatuli
    8. 6 penyapu ranjau (PR) kelas kondor
    9. 5 bantuan cair minyak (BCM): ARN, SRG, SGG, SMB,BPP
    10. 1 Bantuan Rumah Sakit (BRS) Kelas dr. Suharso
    11. 2 bantu tunda (BTD)Kelas Soputan
    12. 4 bantu umum (BU): KMT, MTW, NTU, WGO
    13. 1 bantu angkut personel (BAP) kelas Tanjung Kambani
    14. 2 bantu angkut personel (BAP) kelas Tanjung Nusanive
    15. 3 bantu hidrooseanografi (BHO) kelas Pulau Rondo
    16. 1 bantu hidrooseanografi (BHO) kelas Dewa Kembar
    17. 2 kapal latih.
TNI AL sudah mempunyai 4 kapal LPD. Kapal multipurpose ini 2 unit dibuat di Korea Selatan (KRI MKS dan KRI SBY) dan 2 unit dikerjakan oleh PT. PAL (KRI BAC DAN KRI BJN)

Kapal patroli pendukung

Kapal Angkatan Laut (KAL) adalah kapal patroli yang berfungsi untuk mendukung Pangkalan TNI AL (Lanal) dalam melaksanakan tugas-tugas patroli keamanan laut dan tugas-tugas dukungan lainnya.

Pesawat udara

Pesawat udara berjumlah 82 unit, terdiri dari 52 sayap tetap dan 30 sayap putar.

Pasukan pendarat

Peralatan tempur Korps Marinir sejumlah 437 kendaraan tempur (ranpur), tetapi 307 ranpur berusia di atas 30 tahun, 37 ranpur berusia 21-30 tahun, sisanya 103 ranpur berusia 1-10 tahun.
Kekuatan marinir indonesia saat dibagi dalam 2 Pasmar (Surabaya dan Jakarta) membawahi Brigif, Menbanpur, Menart, Menkav, Lanmar dsb.

Pangkalan

Pangkalan Utama Angkatan Laut

Penomoran lantamal diubah menjadi berurutan dari Lantamal I sampai XI sesuai lokasi dari barat ke timur pada 1 Agustus 2006 seiring dengan peresmian Pangkalan Angkatan laut (Lanal) Teluk Bayur, Kota Padang, Sumatera Barat menjadi Pangkalan Utama Angkalan Laut (Lantamal) II.
Kekuatan TNI Angkatan Laut tersebar di beberapa Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) yang berada di bawah dua komando utama armada yaitu:
  1. Komando Armada RI Kawasan Barat
    1. Pangkalan Utama I (Lantamal I) di Belawan, membawahi Pangkalan Angkatan Laut, meliputi Sabang, dan Dumai, Lhokseumawe, Tanjung Balai Asahan dan Simeulue. Satu Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Sabang, dan dua fasilitas pemeliharaan dan perbaikan (Fasharkan) di Sabang, Belawan. Lantamal ini rencananya akan dipindahkan ke Lhokseumawe, Aceh. Saat ini Danlantamal I dijabat oleh Laksma TNI Didik Wahyudi, S.E
    2. Pangkalan Utama II (Lantamal II) di Padang membawahi Lanal Sibolga, Gunungsitoli (rencana), Mentawai (rencana), dan Bengkulu. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal II merupakan sebutan untuk Lantamal III Jakarta. Saat ini Danlantamal II dijabat oleh Brigjen TNI Mar Gatot Subroto
    3. Pangkalan Utama III (Lantamal III) di Jakarta, membawahi 6 Pangkalan Angkatan Laut, meliputi Palembang, Cirebon, Panjang, Banten, Bandung, dan Bangka Belitung. Selain itu, memiliki satu fasilitas pemeliharaan dan perbaikan di Pondok Dayung, Jakarta. Fasharkan Pondok Dayung ini sekarang memiliki kemampuan membuat kapal patroli jenis KAL ukuran 28-35 meter. Satu Lanudal di Pondok Cabe jakarta Selatan. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal III merupakan sebutan untuk Lantamal V Surabaya. Saat ini Danlantamal III dijabat oleh Brigjen TNI Mar Ikin Sodikin
    4. Pangkalan Utama IV (Lantamal IV) di Tanjungpinang membawahi 6 Pangkalan Angkatan Laut, yaitu Batam, Pontianak, Tarempa, Ranai, Tanjung Balai Karimun, dan Dabo Singkep. Lantamal Tanjung Pinang memiliki satu fasilitas pemeliharaan dan perbaikan (Fasharkan) di Mentigi yang punya kemampuan membuat kapal patroli (KAL) 12, 28, dan 35 meter. Di samping itu, memiliki 2 Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) berada di Matak, Kepulauan Natuna, dan di Tanjungpinang/Kijang. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal IV merupakan sebutan untuk Lantamal VI Makassar. Saat ini Danlantamal IV dijabat oleh Laksma TNI Agus Heryana
  2. Komando Armada RI Kawasan Timur
    1. Pangkalan Utama V (Lantamal V) di Surabaya membawahi tujuh Pangkalan Angkatan Laut satu Denal, meliputi Tegal, Cilacap, Semarang, Denal Yogyakarta, Malang, Banyuwangi, Denpasar dan Batuporon . Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal V merupakan sebutan untuk Lantamal X Jayapura.Membawahi Lanudal Juanda dan Fasharkan Surabaya. Saat ini Danlantamal V dijabat oleh Laksma TNI Sumadi
    2. Pangkalan Utama VI (Lantamal VI) di Makassar, membawahi Pangkalan Angkatan Laut Kendari, Palu, Balikpapan, Kotabaru, dan Banjarmasin. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal VI merupakan sebutan untuk Lantamal VIII Bitung.Membawahi Fasharkan Makasssar. Saat ini Danlantamal VI dijabat oleh Brigjen TNI Mar M. Suwandi Tahir
    3. Pangkalan Utama VII (Lantamal VII) di Kupang, Nusa Tenggara Timur, membawahi Pangkalan Angkatan Laut Mataram, Maumere, Kupang, Tual, dan Aru. Memiliki 1 Pangkalan Udara, di Kupang. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal VII merupakan sebutan untuk Lantamal IV Tanjungpinang. Saat ini Danlantamal VII dijabat oleh Laksma TNI Karma Suta
    4. Pangkalan Utama VIII (Mako Lantamal VIII) di Manado, Sulawesi Utara, membawahi Pangkalan Angkatan Laut Tarakan, Nunukan, Tahuna, Toli-Toli dan Gorontalo serta satu Pangkalan Udara Angkatan Laut di Manado. Lantamal VIII sebelum 1 Agustus 2006, merupakan sebutan untuk Lantamal IX Ambon.Saat ini Danlantamal VIII dijabat oleh Laksma TNI Guguk Handayani
    5. Pangkalan Utama IX (Lantamal IX) di Ambon membawahi Pangkalan Angkatan Laut Ternate, Saumlaki , Morotai dan Fasharkan Ambon. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal IX merupakan sebutan untuk Lantamal VII Kupang.Saat ini Danlantamal IX dijabat oleh Laksma TNI Aan Kurnia
    6. Pangkalan Utama X (Lantamal X) di Jayapura, membawahi Pangkalan Angkatan Laut Sorong, Biak,Lanudal Biak serta satu Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan di Manokwari yang mampu memproduksi KAL 12 dan 28 meter.Saat ini Danlantamal X dijabat oleh Laksma TNI FX. Agus Susilo
    7. Pangkalan Utama XI (Lantamal XI) di Merauke, Papua membawahi Pangkalan Angkatan Laut Timika dan Aru serta Lanudal Aru.Saat ini Danlantamal XI dijabat oleh Brigjen TNI Mar Heri Setiadi

Rencana ke depan

Berdasarkan rencana pengembangan kekuatan periode 2005-2024, struktur operasional TNI-AL akan diubah di mana dua komando armada yang ada sekarang (Komando Armada Kawasan Barat dan Komando Armada Kawasan Timur) akan dilebur menjadi satu armada yang dipimpin laksamana berbintang tiga yang bermarkas di Surabaya .
Armada ini akan membawahi tiga komando wilayah laut (Kowilla) yaitu Kowilla Barat dengan markas direncanakan di Tanjungpinang, Riau, Kowilla Tengah dengan markas di Makassar dan Kowilla Timur dengan markas di Sorong. Pembagian komando operasional ini didasarkan pada karakteristik perairan yang membutuhkan pola operasi dan perangkat yang berbeda serta untuk memudahkan pergeseran pasukan atau logistik. Marinir juga akan dimekarkan dengan Dankormar yang dipimpin Pati berbintang tiga dengan penambahan satu Pasmar yaitu Pasmar III yang akan bermarkas di Sorong
Proyek-proyek ke depan antara lain pembangunan 3 kapal selam jenis Changbogo Class (Lisensi Tipe 209 Jerman) yang akan selesai pada 2015, pembangunan 1 Fregat Sigma 10514 yang dijadwalkan akan selesai pada 2017, pembelian 3 MRLF (Multi Role Light Frigate) Nakhoda Ragam Class buatan BAE Inggris yang akan diterima tahun 2013 (tahap I), pengembangan armada KCR-40 kelas Clurit hingga 2014 sebanyak 8 buah, pembelian 3 KCR Stealth kelas klewang, pembelian 3 FPB-60 dari PT PAL (kontrak sudah ditandatangani), pembelian 11 helikopter anti permukaan dan anti kapal selam (AKS) dan pembelian 5 CN-235 MPA (sedang tahap pembangunan di PT DI).

Kekuatan lain

Puspenerbal

Puspenerbal atau Pusat Penerbangan TNI AL merupakan bagian dari TNI-AL yang bertugas menyediakan fungsi penerbangan bagi operasi-operasi Angkatan Laut. Pupernerbal didirikan pada tahun 1956. Puspenerbal dibentuk sebagai sentralisasi pembinaan penerbangan TNI AL dalam suatu wadah, sehingga akan lebih menguntungkan dalam pengawasan dan pengendaliannya.

Komando Pasukan Katak

Komando Pasukan Katak (disingkat Kopaska) adalah pasukan khusus dari TNI Angkatan Laut. Semboyan dari korps ini adalah "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti "tak ada rintangan yang tak dapat diatasi". Korps ini secara resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Indonesia waktu itu Soekarno untuk membantunya dalam masalah Irian Jaya. Pasukan khusus ini sebenarnya sudah ada sejak 1954.

Detasemen Jala Mengkara

Detasemen Jala Mangkara (disingkat Denjaka) adalah sebuah detasemen pasukan khusus TNI Angkatan Laut. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI-AL. Denjaka dibentuk berdasarkan instruksi Panglima TNI kepada Komandan Korps Marinir No Isn.01/P/IV/1984 tanggal 13 November 1984.

Korps Wanita Angkatan Laut

Korps Wanita Angkatan Laut (disingkat Kowal) merupakan bagian dari TNI Angkatan Laut, dan setiap tanggal 5 Januari diperingati sebagai Hari jadi Kowal.

Polisi Militer Angkatan Laut

Polisi Militer Angkatan Laut merupakan pelaksana fungsi kepolisian militer di jajaran TNI Angkatan Laut.

Referensi

  1. ^ "TNI AD Takkan Tambah Personel Tahun Ini". Investor Daily Indonesia. 25 Januari 2012. Diakses 3 Januari 2014.
  2. ^ "Military Strength of Indonesia". GlobalFirepower.com. Diakses 3 Januari 2014.
  3. ^ Laela Zahra (17 December 2012). "Presiden Lantik KSAU dan KSAL Baru". inilah.com. Diakses 17 Desember 2012.
  4. ^ Aditia Maruli (17 December 2012). "Presiden lantik Kasal dan Kasau baru". antaranews.com. Diakses 17 Desember 2012.
  5. ^ http://indo-defense.blogspot.com/2013/01/kasal-koarmabar-berperan-penting.html
  6. ^ http://indo-defense.blogspot.com/2013/01/kasal-koarmabar-berperan-penting.html

Pranala luar

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (atau biasa disingkat TNI Angkatan Udara atau TNI-AU) adalah salah satu cabang angkatan perang dan merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara Republik Indonesia di udara.
TNI Angkatan Udara pada awalnya merupakan bagian dari TNI Angkatan Darat yang dulunya bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR Jawatan Penerbangan). TNI Angkatan Udara dibentuk dan mulai berdiri sendiri pada tanggal 9 April 1946 bersamaan dengan dibentuknya Tentara Republik Indonesia (TRI Angkatan Udara) sesuai dengan Penetapan Pemerintah Nomor 6/SD Tahun 1946.
TNI Angkatan Udara dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) yang menjadi pemimpin tertinggi di Markas Besar Angkatan Udara (MABESAU). KASAU saat ini dijabat oleh Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia.
Kekuatan TNI-AU saat ini memiliki dua komando operasi yaitu Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) yang bermarkas di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta dan Komando Operasi Angkatan Udara II (Koops AU II) yang bermarkas di Makassar.

Sejarah

TNI AU lahir dengan dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada Tanggal 23 Agustus 1945, guna memperkuat Armada Udara yang saat itu berkekurangan pesawat terbang dan fasilitas-fasilitas lainnya. pada tanggal 5 Oktober 1945 berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) jawatan penerbangan di bawah Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.
Pada tanggal 23 Januari 1946 TKR ditingkatkan lagi menjadi TRI, sebagai kelanjutan dari perkembangan tunas Angkatan Udara. Pada tanggal 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia, yang kini diperingati sebagai hari lahirnya TNI AU yang diresmikan bersamaan dengan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pada 29 Juli 1947 tiga kadet penerbang TNI AU masing-masing Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutarjo Sigit dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei berhasil melakukan pemboman terhadap kubu-kubu pertahanan Belanda di tiga tempat, masing-masing di kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.
Modal awal TNI AU adalah pesawat-pesawat hasil rampasan dari tentara Jepang seperti jenis Cureng, Nishikoren, serta Hayabusha. Pesawat-pesawat inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya TNI AU. Setelah keputusan Konferensi Meja Bundar tahun 1949, TNI AU menerima beberapa aset Angkatan Udara Belanda meliputi pesawat terbang, hanggar, depo pemeliharaan, serta depot logistik lainnya. Beberapa jenis pesawat Belanda yang diambil alih antara lain C-47 Dakota, B-25 Mitchell, P-51 Mustang, AT-6 Harvard, PBY-5 Catalina, dan Lockheed L-12.
Tahun 1950, TNI AU mengirimkan 60 orang calon penerbang ke California Amerika Serikat, mengikuti pendidikan terbang pada Trans Ocean Airlines Oakland Airport (TALOA). Saat itu TNI AU mendapat pesawat tempur dari Uni Soviet dan Eropa Timur, berupa MiG-17, MiG-19, MiG-21, pembom ringan Tupolev Tu-2, dan pemburu Lavochkin La-11. Pesawat-pesawat ini mengambil peran dalam Operasi Trikora dan Dwikora.
TNI AU mengalami popularitas nasional tinggi dibawah dipimpin oleh KASAU Kedua Marsekal Madya TNI Omar Dhani awal 1960-an. TNI AU memperbarui armadanya pada awal tahun 1980-an dengan kedatangan pesawat OV-10 Bronco, A-4 Sky Hawk, F-5 Tiger, F-16 Fighting Falcon, dan Hawk 100/200.

Tugas

Sesuai dengan UU TNI pasal 10, Angkatan Udara bertugas:
  • Melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang pertahanan.
  • Menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi.
  • Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra udara.
  • Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara.

Organisasi

TNI-AU berada di bawah Markas Besar TNI. Perwira tersenior Angkatan Udara, Kepala Staf TNI Angkatan Udara, adalah perwira tinggi berbintang empat dengan pangkat Marsekal mengepalai Angkatan Udara di bawah Panglima TNI. Mabes TNI AU membawahi Komando Utama atau biasa disingkat Kotama.

Komando Operasi Angkatan Udara I

Wacana ke depan Komando Operasi TNI AU I dan II diubah menjadi Komando Wilayah Udara atau disingkat Kowilud. Dikarenakan luasnya wilayah udara NKRI yaitu wilayah udara di atas daratan dan lautan, maka Kowilud dibagi menjadi 3 wilayah udara yaitu:
  • Kowilud I mencakup wilayah Barat NKRI
  • Kowilud II mencakup wilayah Tengah NKRI
  • Kowilud III mencakup wilayah Timur NKRI
TNI-AU150409-3.jpg
Koopsau I mencakup wilayah Barat, markas komando di komplek Lanuma Halim Perdanakusuma Jakarta. Panglima Koopsau I Marsekal Muda TNI Muhamad Syaugi, S.sos dan Kapala Staf Marsekal Pertama TNI Dedy Nitakomara, SE.
Koopsau I membawahi beberapa pangkalan udara.
Sukhoi Su-30 MK2 Flanker TNI-AU
Tipe A :
  1. Lanuma Halim Perdanakusuma (HLP), Jakarta
  2. Lanuma Atang Sendjaja (ATS), Bogor
  3. Lanuma Roesmin Nurjadin (RSN)= Terdapat 2 Skadron Udara yaitu Skadud 12 dan 16,[6] Pekanbaru (akan naik status menjadi tipe A)[7]
  4. Lanuma Supadio (SPO) , Pontianak (akan naik status menjadi tipe A) = Terdapat 2 Skadron Udara yaitu Skadud 11 dan Nirawak[8]
  5. Lanuma Suryadarma (SDM), Subang (akan naik status menjadi tipe A) = Terdapat 2 Skadron Udara yaitu Skadud 7 dan rencana Skadud 9 Heli super combat
Tipe B :
  1. Lanud Sultan Iskandar Muda (SIM), Banda Aceh
  2. Lanud Soewondo (SWO), Medan
  3. Lanud Husein Sastranegara (HSN), Bandung
  4. Lanud Padang (PDA), Padang (akan naik status menjadi tipe B) = disiapkan untuk Lanud operasi dan altenatif pendukung Ibukota.
  5. Lanud Palembang (PLM), Palembang (akan naik status menjadi tipe B) = disiapkan untuk Lanud operasi dan altenatif pendukung Ibukota.
Tipe C :
Sejumlah pesawat jet tempur Sukhoi disiagakan di bandara internasional Hang Nadim, Batam sejak Senin (28/10). Keberadaan jet-jet tempur milik TNI Angkatan Udara ini dalam rangka latihan militer di Provinsi Kepri.
Pesawat tempur Sukhoi Su-30 menjatuhkan bom pada Latihan Manuver Lapangan Angkasa Yudha 2012 di Tanjung Pandan, Pulau Belitung, Bangka Belitung, Selasa (23/10/2012).
  1. Lanud Maimun Saleh (MUS), Sabang (akan naik status menjadi tipe B)
  2. Lanud Tanjung Pinang (TPI), Tanjung Pinang (akan naik status menjadi tipe B)
  3. Lanud Hang Nadim, Batam
  4. Lanud Ranai (RNI), Natuna (akan naik status menjadi tipe B)
  5. Lanud Astra Kestra (ATK), Lampung
  6. Lanud Haji Abdullah Sanusi Hanandjoeddin (TDN), Belitung
  7. Lanud Wiriadinata (TSM), Tasikmalaya
Tipe D :
  1. Lanud Sugiri Sukani (SKI), Cirebon
  2. Lanud Wirasaba (WSA), Purwokerto
  3. Lanud Singkawang II (SWII), Singkawang (akan naik status menjadi tipe C)
Rencana Pembangunan :
  1. Lanud Piobang (PBG) , Payakumbuh
  2. Lanud Gadut (GDT) , Bukittinggi

Komando Operasi Angkatan Udara II

Wacana kedepan Komando Operasi TNI AU I dan II diubah menjadi Komando Wilayah Udara atau disingkat Kowilud. Mengingat begitu luasnya wilayah udara NKRI yaitu wilayah udara diatas daratan dan lautan, maka Kowilud dibagi menjadi 3 wilayah udara yaitu :
  • Kowilud I mencakup wilayah Barat NKRI
  • Kowilud II mencakup wilayah Tengah NKRI
  • Kowilud III mencakup wilayah Timur NKRI
Koopsau II mencakup wilayah timur, markas komando di komplek Lanuma Hasanudin Makassar. Panglima Koopsau II Marsekal Muda TNI Agus Supriatna dan Kapala Staf Marsekal Pertama TNI Agus Dwi Putranto.
Koopsau II membawahi beberapa pangkalan udara.
Genaral Dynamics F-16A Fighting Falcon TNI-AU
Tipe A :
  1. Lanuma Hasanuddin (HND), Makassar
  2. Lanuma Iswahyudi (IWJ), Madiun
  3. Lanuma Abdul Rachman Saleh (ABD), Malang
  4. Lanuma Jayapura (JAP), Jayapura (Akan naik status menjadi Tipe A)
  5. Lanuma Ngurah Rai (RAI), Denpasar (Akan naik status menjadi Tipe A)
Tipe B :
  1. Lanud Surabaya (SBY), Surabaya (Akan naik status menjadi Tipe A)
  2. Lanud Balikpapan (BPP), Balikpapan
  3. Lanud Pattimura (PTM), Ambon
  4. Lanud Eltari (ELI), Kupang
  5. Lanud Manuhua (MNA), Biak
  6. Lanud Syamsuddin Noor (SAM), Banjarmasin (Akan naik status menjadi Tipe B)
  7. Lanud Sam Ratulangi (SRI), Manado
Tipe C :
  1. Lanud Iskandar (IKR), Pangkalan Bun
  2. Lanud Wolter Monginsidi (WMI), Kendari
  3. Lanud Rembiga (RBA), Mataram
  4. Lanud Merauke (MRE), Merauke (Akan naik status menjadi Tipe B)
  5. Lanud Tarakan (TAK), Tarakan
Tipe D :
  1. Lanud Leo Wattimena (MRT), Halmahera Utara (Akan naik status menjadi Tipe C)
  2. Lanud Dumatubun (DMN), Tual (Akan naik status menjadi Tipe C)
  3. Lanud Timika (TMK), Timika

Kohanudnas

Komando Pertahanan Udara Nasional Indonesia atau biasa disingkat (KOHANUDNAS), markas komando di Komplek Lanuma Halim Perdanakusuma Jakarta.

Korps Pasukan Khas

Paskhas merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat. Prajurit Paskhas diharuskan minimal memiliki kualifikasi para-komando (parako) untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, kemudian ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan sesuai dengan spesialisasinya.
Tugas dan tanggung jawab Korpaskhas sama dengan pasukan tempur lainnya yaitu sebagai satuan tempur negara, yang membedakan yaitu dari semua fungsi paskhas sebagai pasukan pemukul NKRI yang siap diterjunkan disegala medan baik hutan, kota, rawa, sungai, laut untuk menumpas semua musuh yang melawan NKRI. Paskhas mempunyai Ciri Khas tugas tambahan yang tidak dimiliki oleh pasukan lain yaitu Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD) yaitu merebut dan mempertahankan pangkalan dan untuk selanjutnya menyiapkan pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan kawan.
Korpaskhas bertugas membina kekuatan dan kemampuan satuan Paskhas sebagai pasukan matra udara untuk siap operasional dalam melaksanakan perebutan sasaran dan pertahanan obyek strategis Angkatan Udara, pertahanan udara, operasi khusus dan khas matra udara dalam operasi militer atas kebijakan Panglima TNI.

Koharmatau

Komando Pemeliharaan Materiil TNI Angkatan Udara atau biasa disingkat (Koharmatau) markas komando berada di Lanud Husein Satra Negara Bandung, membawahi :
  1. Depo 10 di Lanud Husein S, Bandung
  2. Depo 20 di Lanuma Iswahyudi, Madiun
  3. Depo 30 di Lanuma Abd Saleh, Malang
  4. Depo 40 di Lanud Sulaiman, Bandung
  5. Depo 50 di Lanud Adi Soemarmo, Surakarta
  6. Depo 60 di Lanud Iswahyudi, Madiun
  7. Depo 70 di Lanud Sulaiman, Bandung

Akademi Angkatan Udara

Akademi Angkatan Udara atau biasa disingkat (AAU) dengan Ksatrian berada di Yogyakarta, dipimpin oleh seorang Gubernur berpangkat Marsekal Muda dibantu seorang Wakil Gubernur berpangkat Marsekal Pertama.
Sebutan untuk taruna AAU disebut Karbol, saat ini Karbol dibagi menjadi tiga jurusan yaitu : Aeronautika, Elektronika dan Teknik Manajemen Industri. Kedepan akan ditambah satu jurusan lagi yaitu Paskhas. Setelah dilantik kesemua Karbol diberik kesempatan untuk mengikuti seleksi masuk menjadi Penerbang. Pendidikan dilaksanakan selama 4 tahun dan setelah lulus dan dilantik menjadi Perwira, Karbol berhak menyandang predikat sebagai Sarjana Pertahanan.

Kodikau

Komando Pendidikan TNI AU atau biasa disingkat (Kodikau) markas komando berada di Komplek Lanuma Halim Perdanakusuma Jakarta, terdiri :
  1. Terdiri dari 2 Wingdik
    1. Wingdikum Di Lanuma Halim P.K. Jakarta Dan Lanuma Atang S. Bogor
    2. Wingdiktekkal Di Lanud Suryadarma Subang Dan Lanud Husein S. Bandung
  2. Lanud tempat pelaksanaan pendukung Kodikau :
    1. Lanuma Adi Sutjipto Yogyakarta
    2. Lanud Adi Soemarmo Surakarta
    3. Lanud Sulaiman Bandung
  3. Sekolah Kesatuan Komando Angkatan Udara (SEKKAU) Ksatrian berada di Komplek Lanuma Halim PK Jakarta,(Diperuntukkan untuk para Pama sebagai jenjang karier ke pangkat mayor atau Pamen)

Seskoau

Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (SESKOAU) dengan Ksatrian berada di Lembang Bandung. Sekolah ini diperuntukan bagi para perwira enengah (pamen) sebagai syarat untuk menjadi seorang komandan satuan ataupun jenjang karier ke pangkat Kolonel).

Pangkat

Sebagaimana di kecabangan lainnya, kepangkatan terdiri dari Perwira, Bintara dan Tamtama. Adapun pangkat tertinggi di Angkatan Udara adalah Marsekal Besar dengan bintang lima. Pangkat ini ditandai dengan lima bintang emas di pundak. Pangkat ini sepadan dengan Jenderal Besar di TNI Angkatan Darat dan Laksamana Besar di TNI Angkatan Laut. Sampai saat ini belum ada seorangpun perwira TNI Angkatan Udara yang dianugerahi pangkat tersebut, Marsekal dengan bintang empat, Marsekal Madya dengan bintang tiga, Marsekal Muda dengan bintang dua, Marsekal Pertama dengan bintang satu.

Kekuatan pasukan

Kekuatan Pasukan TNI Angkatan Udara

TNI Angkatan Udara saat ini dperkuat oleh 2 Pasukan yang keduanya mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda yaitu terdiri dari :
  1. Korps Pasukan Khas (Korpaskhas). Pasukan baret jingga yang dulu sangat terkenal dengan nama Pasukan Gerak Tjepat ((PGT) merupakan pasukan berkualifikasi Para Komando adalah pasukan pemukul tempur darat TNI Angakatan Udara bersifat ofensif, yang terdiri dari :
    1. Satbravo 90 Paskhas/Anti Teror
    2. Denmatra Paskhas
    3. Denhanud Paskhas
    4. Pasukan Para Komando (Yonko 461-469)
    5. Pusdiklat Pasukan Khas
  2. Satuan Keamanan Pertahanan Pangkalan TNI AU.(Bersifat Defensif). Pasukan baret biru terbilang baru karena sebelumnya satuan ini telah ada setiap lanuma dan lanud di seluruh Indonesia yang anggotanya terbentuk dengan mengambil beberapa orang dari tiap staf yang ada di pangkalan dengan di kepalai seorang perwira sebagai Kasi Kamhanlan. Kedepan Kamhanlan akan dibentuk menjadi Satuan sendiri dipimpin oleh seorang Pama sebagai Komandan Satuan Kamhanlanau yang bertugas melaksanakan pengamanan, pertahanan pangkalan TNI AU juga sebagai pasukan taktis dari tiap lanud. Tugas pengamanan pangkalan sebelumnya diemban oleh Satuan Provost AU kala itu masih menggunakan korps pasukan (Psk)yang salah satunya bertugas sebagai Pamfik, maka setelah berubah menjadi POMAU selanjutnya dikembalikan melaksanakan tugas-tugas kepolisian militer yaitu Gaktiblin, penyidikan, walmor dan protokoler.

Komando Paduan Tempur Udara

Pelaksanaan operasi tempur TNI Angkatan Udara merupakan gabungan dari unsur-unsur tempur yang dimiliki yaitu unsur pesawat/pangkalan, unsur radar dan unsur pasukan pemukul dan pertahanan udara Korpaskhas. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam pelaksanaan suatu operasi udara atau untuk lebih mudah menyingkatnya dengan istilah Komando Paduan Tempur Udara. Kotama Operasi pelaksananya adalah :
  1. Koopsau, terdiri dari :
    1. Unsur pesawat (Tempur, Angkut, Intai, Heli)
    2. Unsur pendukung (Lanuma/Lanud)
  2. Kohanudnas, terdiri dari :
    1. Satuan radar GCI (Ground Control Interception)
    2. Satuan radar EW (Early Warning)
  3. Korpaskhas, terdiri dari :
    1. Satuan pemukul (Batalyon Komando 461-469)
    2. Satuan pertahanan udara (Detasemen Hanud Paskhas)
    3. Satuan matra (Detasemen Matra Paskhas)
    4. Satuan anti teror (Satbravo 90/AT)

Alat utama sistem persenjataan

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara sudah memesan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang baru yang akan diperkenalkan kepada publik pada perayaan hari ulang tahun TNI yang ke 69, pada tanggal 5 Oktober 2014 nanti.[9]
Secara kualitatif kebutuhan alutsista dan penggelarannya disusun berdasarkan tugas-tugas untuk melaksanakan operasi udara dalam rangka penegakan kedaulatan di darat dan di laut, maka idealnya harus memiliki :
Kekuatan Pemukul Udara
  1. Pesawat penyerang yang mampu melaksanakan operasi udara strategis dan taktis untuk penghancuran sasaran darat maupun perairan sampai dengan daerah persiapan lawan.
  2. Pesawat Peringatan Dini / Advanced Early Warning (AEW) yang mampu melaksanakan manajemen pertempuran udara. Perang elektronika untuk mengganggu kemampuan gelombang elektromagnetik musuh dan menjamin kelancaran penggunaan gelombang elektromagnet sendiri.
  3. Pesawat Tanker yang mampu melaksanakan dukungan Air Refeuling bagi pesawat penyerang yang direncanakan untuk beroperasi jauh di luar ZEE.
  4. Pesawat komando yang dilengkapi dengan sarana K3I dan memiliki jarak jangkau dan kemampuan yang memadai sebagai sarana pimpinan untuk mengendalikan dan memonitor jalannya operasi yang dibutuhkan pesawat Kodal.
Kekuatan Intai Udara
  1. Pesawat Intai udara Strategis, untuk pengintaian sampai di luar batas ZEE.
  2. Pesawat Intai udara Taktis, untuk pengintaian secara detail daerah pertempuran baik pesawat berawak maupun tak berawak.
Kekuatan Lintas Udara
  1. Pesawat Angkut Strategis yang mampu mengangkut Batalion Lintas Udara Korpaskhas ke daerah trouble spot.
  2. Pesawat Angkut Taktis dan Helikopter.
  3. Pesawat Angkut Khusus VVIP/VIP baik fix wing maupun rotary wing.
Kalau diturunkan ke tingkat operasional, TNI Angkatan Udara memerlukan jet-jet tempur dalam beragam kemampuan sejumlah 250-300 unit, 40 pesawat sekelas C-130 Hercules, 2 pesawat sekelas E-3 Sentry AWACS dengan pertimbangan satu di barat dan satu di timur, serta 8 pesawat sekelas E-2C Hawkeye masing-masing 4 di barat dan timur. Tentu penggelaran kekuatan seperti ini belum memadai karena TNI Angkatan Udara harus melengkapi diri dengan pesawat pembom, pemburu-pembom jarak jauh, pesawat anti gerilya Counter Insurgency (COIN), pesawat tanker, heli-heli combat-SAR, radar-radar GCI dan EW, pemekaran pasukan korpaskhas dengan cara membentuk batalyon-batalyon pemukul dan batalyon-batalyon pertahanan udara berupa situs-situs rudal darat ke udara (SAM), serta artileri anti serangan udara dan merupakan gagasan ideal yang mesti masuk dalam Grand Strategy yaitu pengadaan pesawat siluman.

Pesawat tempur dan helikopter

Pesawat Negara Asal Peran Versi Jumlah Beroperasi Dalam Pesanan Catatan
Pesawat Latih
FFA AS/SA-202 Bravo  Italia
 Swiss
pesawat latih AS/SA 202-18A 40 28

KAI KT-1 Wongbee  Korea Selatan pesawat latih KT-1B 11 11 5
Beechcraft T-34 Mentor  Amerika Serikat pesawat latih T-34C 14 14

Aermacchi SF.260  Italia pesawat latih SF-260M/W 19 -
GROUNDED. 19 unit disumbang oleh Singapura,1 unit di jadikan monumen di depan SESKO TNI.
BAe Hawk  Britania Raya pesawat latih
advanced jet trainer
Hawk 53
Hawk 109
6
7
2
7




Total 97 62 5
Pesawat Tempur
BAe Hawk 209  Britania Raya pesawat serang ringan Hawk 209 32 32

T-50 Golden Eagle  Korea Selatan pesawat latih dan serang ringan T-50 16 16 16
Embraer EMB 314 Super Tucano  Brasil pesawat serang ringan/COIN (counter-insurgency) A-29 16 4 12 16 dipesan[10]; dibutuhkan 16 unit untuk menggantikan OV-10F Bronco, 4 Unit sudah datang pada awal September 2012
Lockheed Martin F-16 Fighting Falcon  Amerika Serikat pesawat multiperan F-16A/B Block-15 OCU

F-16C/D
7/3
30
7/3
0
24+6 cadangan Indonesia memiliki 12 unit F-16 pada 1996, tetapi 2 unit mengalami kecelakaan pada dua insiden berbeda.[11]
Northrop F-5E/F Tiger II  Amerika Serikat pesawat multiperan F-5E/F 12 4

Sukhoi Su-27  Rusia pesawat superioritas udara Su-27SK
Su-27SKM
2
13
2
13


Sukhoi Su-30  Rusia pesawat superioritas udara Su-30MK
Su-30MK2
2
9
2
9
23
F-33  Korea Selatan  Indonesia pesawat multiperan K/IF-X 0 0 50



Total 142 66 103
Angkutan udara taktis, pesawat transport, pesawat patroli maritim
Boeing 737  Amerika Serikat transportasi VIP
pesawat pengintaian maritim
737 2Q8
737-400

737 2x9 Surveiller
1
2

3
1
2

3


bekas Garuda Indonesia

Dilengkapi Motorola AN/APS-135 SLAMMR (Side-looking Airborne Modular Multi-mission Radar)[12]
de Havilland Canada DHC-5 Buffalo  Kanada pesawat angkut DHC-5D 3 3

Lockheed C-130 Hercules  Amerika Serikat pesawat angkut
pesawat pengisi bahan bakar
C-130B/-H/-H-30
KC-130B Hercules
24
2
8
2
9 4 unit hibah dari australia +5 unit bekas seri h di beli dari australia
Lockheed L-100  Amerika Serikat pesawat angkut/ transportasi VIP L-100-30 8 6

Fokker F-27 Friendship  Belanda pesawat angkut F27-400M 7 6
grounded
CASA CN-235  Spanyol
 Indonesia
pesawat angkut
pesawat patroli maritim
CN-235 110/220M
CN-235 MPA
16
0
16
0
0
3
CASA C-295  Spanyol
 Indonesia
pesawat angkut
pesawat patroli maritim

pesawat peringatan dini
C-295 M
C-295 MPA

C-295 AEW&C
2
0

0
2
0

0
2
3

3
† Indonesia agree for license C-295, 40% spare parts from Indonesia. Indonesia build role of transport aircraft, MPA, and AEW&C [13]
Fokker F28 Fellowship  Belanda pesawat angkut F-28 Mk 1000
F-28 Mk 3000
5 5

CASA C-212 Aviocar  Spanyol pesawat angkut NC-212-100
NC-212-200

NC-212-400[14]
28

28




† Akan dikembangkan menjadi NC212-200/-400



Total 88 69 3
Helicopters and Non Fix Winged Aircraft
Eurocopter EC 120 Colibri
helikopter utilitas ringan EC-120B 11 11
menggantikan Bell 47G-3B
Sikorsky S-58  Amerika Serikat helikopter utilitas S-58T 12 8
GROUNDED
Aérospatiale AS 330 Puma  Perancis helikopter angkut NAS 330J 11 11
Bell 412  Amerika Serikat helikopter angkut NBell 412S
NBell 412HP
4
4
4
4

Bell 204  Amerika Serikat helikopter angkut Bell 204B 5 4

MBB Bo 155  Jerman misi pencarian dan penyelamatan NBO-105 CB
NBO-105 CBS
6
1
6
1

Eurocopter AS 332 Super Puma
helikopter angkut
VIP transport

NAS-332 Super Puma
NAS-332 Super Puma VVIP
7
2
7
2
7 † A total of 16 has been ordered since 1998



Total 63 58 7

diproduksi dalam negeri oleh PT DI

Radar dan peluru kendali

Saat ini TNI AU mengoperasikan 16 situs radar di seluruh Indonesia.
Daftar peluru kendali yang digunakan TNI AU :
  • Udara-ke-udara
    • AIM-9 Sidewinder
    • R-73 Archer
    • R-27 Alamo
    • R-77 Adder
    • MAA-1 Piranha
  • Udara-ke-darat
    • AGM-65 Maverick
    • AGM-84 Harpoon
    • Kh-29 Kedge
    • Kh-31 Krypton
    • Kh-59 Kingbolt

PENGEMBANGAN/ VALIDASI ORGANISASI TNI AU MENUJU POSTUR KEKUATAN DAN KEMAMPUAN YANG IDEAL

Dalam melaksanakan tugas pokok TNI Angkatan Udara mempunyai fungsi pertahanan dan menegakkan hukum udara nasional dan internasionalyang dilaksanakan oleh kotama-kotama dalam TNI AU, terutama kotama tempur TNI AU yang terdiri dari Koopsau, Kohanudnas dan Korpaskhas. Tak dapat dipungkiri , bahwa Koopsau, Kohanudnas dan Korpaskhas adalah tiga komando utama pelaksana tempur TNI AU dalam melaksanakan operasi udara baik secara mandiri maupun bekerjasama dengan kotama operasi lainnya. Validasi organisasi sangat segera diperlukan karena tuntutan perubahan lingkungan strategis pada masa kini maupun mendatang dengan cara menyatukan kotama-kotama TNI AU yang terpisah secara administrasi tapi mempunyai tujuan yang sama yaitu mendukung tugas TNI AU.
RESTRUKTURISASI/ VALIDASI KOTAMA TEMPUR TNI AU yang diharapkan adalah sebagai berikut :
Panglima Komando Operasi Udara (Koopsud) dipimpin Panglima berpangkat Marsekal Madya(bintang 3) =
  1. Komando Tempur Udara (Air Combat Command)
    1. Komando Pertahanan Udara (Kohanud) dipimpin Panglima berpangkat Marsekal muda (bintang 2):
      1. Kosekhanudnas I/II/III/IV, masing-masing dipimpin Panglima berpangkat Marsekal Pertama (bintang 1) :
        1. Wing/Resimen 100 Pertahanan Udara Rudal Jarak Jauh Paskhas / Komandan berpangkat Kolonel :
          1. Yon 101 Peluncur Rudal Paskhas Kosekhanudnas I / Komandan berpangkat Letkol
          2. Yon 102 Peluncur Rudal Paskhas Kosekhanudnas II / Komandan berpangkat Letkol
          3. Yon 103 Peluncur Rudal Paskhas Kosekhanudnas III / Komandan berpangkat Letkol
          4. Yon 104 Peluncur Rudal Paskhas Kosekhanudnas IV / Komandan berpangkat Letkol
        2. Wing 200 Radar dipimpin Komandan berpangkat Kolonel :
          1. Satuan Radar 211-219 Kosekhanudnas I / Komandan berpangkat Letkol
          2. Satuan Radar 221-229 Kosekhanudnas II / Komandan berpangkat Letkol
          3. Satuan Radar 231-239 Kosekhanudnas III / Komandan berpangkat Letkol
          4. Satuan Radar 241-249 Kosekhanudnas IV/ Komandan berpangkat Letkol
        3. Wing 300 Tempur Sergap dipimpin Komandan berpangkat Kolonel :
          1. Skadron 301 Tempur Sergap Kosekhanudnas I / Komandan berpangkat Letkol
          2. Skadron 302 Tempur Sergap Kosekhanudnas II / Komandan berpangkat Letkol
          3. Skadron 303 Tempur Sergap Kosekhanudnas III / Komandan berpangkat Letkol
          4. Skadron 304 Tempur Sergap Kosekhanudnas IV / Komandan berpangkat Letkol
        4. Wing/Resimen 400 Pertahanan Udara Titik Rudal Jarak Pendek Paskhas / Komandan berpangkat Kolonel :
          1. Den Hanud 471 Paskhas / Komandan berpangkat Letkol
          2. Den Hanud 472 Paskhas / Komandan berpangkat Letkol
          3. Den Hanud 473 Paskhas / Komandan berpangkat Letkol
          4. Den Hanud 474 Paskhas / Komandan berpangkat Letkol
          5. Den Hanud 475 Paskhas / Komandan berpangkat Letkol
          6. Den Hanud 476 Paskhas / Komandan berpangkat Letkol
          7. Den Hanud 477 Paskhas / Komandan berpangkat Letkol
          8. Den Hanud 478 Paskhas / Komandan berpangkat Letkol
          9. Den Hanud 479 Paskhas / Komandan berpangkat Letkol
    2. Komando Serangan Udara (Koserud) dipimpin Panglima berpangkat Marsekal muda (bintang 2):
      1. Divisi Serangan Udara dipimpin Panglima berpangkat Marsekal Pertama (bintang 1) :
        1. Wing Tempur Strategis dipimpin Komandan berpangkat Kolonel :
          1. Skadron Tempur Strategis 1 / Komandan berpangkat Letkol
          2. Skadron Tempur Strategis 2 / Komandan berpangkat Letkol
          3. Skadron Tempur Strategis 3 / Komandan berpangkat Letkol
          4. Skadron Tempur Strategis 4 / Komandan berpangkat Letkol
        2. Wing Tempur Taktis dipimpin Komandan berpangkat Kolonel :
          1. Skadron Tempur Taktis 1 / Komandan berpangkat Letkol
          2. Skadron Tempur Taktis 2 / Komandan berpangkat Letkol
          3. Skadron Tempur Taktis 3 / Komandan berpangkat Letkol
          4. Skadron Tempur Taktis 4 / Komandan berpangkat Letkol
      2. Divisi Parako PPRC Paskhas dipimpin Komandan berpangkat Brigadir Jendral Paskhas (bintang 1) :
        1. Brigade Parako PPRC 1 Paskhas (Yonko 461,462,463) dipimpin Komandan berpangkat Kolonel
        2. Brigade Parako PPRC 2 Paskhas (Yonko 464,465,466) dipimpin Komandan berpangkat Kolonel
        3. Brigade Parako PPRC 3 Paskhas (Yonko 467,468,469) dipimpin Komandan berpangkat Kolonel
        4. Resimen Bantuan Tempur Paskhas dipimpin Komandan berpangkat Kolonel
      3. Resimen Bantuan Administrasi Tempur Paskhas dipimpin Komandan berpangkat Kolonel
      4. Sat Bravo 90 Paskhas Anti Teror dipimpin Komandan berpangkat Kolonel
      5. Den Matra 1/2/3 Paskhas dipimpin Komandan berpangkat Letkol
    3. Komando Dukungan Udara (Kodukud) dipimpin Panglima berpangkat Marsekal Muda (bintang 2) =
      1. Wing Angkut Berat
      2. Wing Angkut Sedang
      3. Wing Angkut Ringan
      4. Wing Intai
      5. Wing Heli
  2. Komando Wilayah Udara/Kowilud = Teritorial Udara (Air Region Command)
    1. Komando Wilayah Udara I (Teritorial Udara NKRI bagian Barat) Medan, Sumut. Dipimpin Panglima (Pangkowilud I) berpangkat Marsekal muda (bintang 2):
      1. Lanuma (Pangkalan Udara Utama) Pekanbaru dipimpin Komandan berpangkat Marsekal Pertama (bintang 1) membina Lanud disekitarnya.
      2. Lanuma (Pangkalan Udara Utama) Medan dipimpin Komandan berpangkat Marsekal Pertama (bintang 1) membina Lanud disekitarnya.
      3. Satuan Keamanan Pertahanan Pangkalan (Satkamhanlan) Kowilud I
    2. Komando Wilayah Udara II (Teritorial Udara NKRI bagian Tengah) Surabaya,Jatim. Dipimpin Panglima (Pangkowilud II) berpangkat Marsekal muda (bintang 2):
      1. Lanuma (Pangkalan Udara Utama) Supadio Pontianak dipimpin Komandan berpangkat Marsekal Pertama (bintang 1) membina Lanud Pulau Kalimantan.
      2. Satuan Keamanan Pertahanan Pangkalan (Satkamhanlan) Kowilud II wilayah Kalimantan.
      3. Lanuma (Pangkalan Udara Utama) Halim PK Jakarta dipimpin Komandan berpangkat Marsekal Pertama (bintang 1) membina Lanud wilayah Ibukota.
      4. Satuan Keamanan Pertahanan Pangkalan (Satkamhanlan) Kowilud II wilayah Ibukota.
      5. Lanuma (Pangkalan Udara Utama) Atang Senjaya Bogor dipimpin Komandan berpangkat Marsekal Pertama (bintang 1) membina Lanud wilayah Jawa Barat.
      6. Satuan Keamanan Pertahanan Pangkalan (Satkamhanlan) Kowilud II wilayah Jawa Barat.
      7. Lanuma (Pangkalan Udara Utama) Adi Sucipto Yogyakarta dipimpin Komandan berpangkat Marsekal Pertama (bintang 1) membina Lanud wilayah Jawa Tengah.
      8. Satuan Keamanan Pertahanan Pangkalan (Satkamhanlan) Kowilud II wilayah Jawa Tengah.
      9. Lanuma (Pangkalan Udara Utama) ABD Saleh Malang dipimpin Komandan berpangkat Marsekal Pertama (bintang 1) membina Lanud wilayah Jawa Timur.
      10. Satuan Keamanan Pertahanan Pangkalan (Satkamhanlan) Kowilud II wilayah Jawa Timur.
    3. Komando Wilayah Udara III (Teritorial Udara NKRI bagian Timur) Makassar Sulawesi. Dipimpin Panglima (Pangkowilud III) berpangkat Marsekal muda (bintang 2):
      1. Lanuma (Pangkalan Udara Utama) Hassanudin Sulawesi dipimpin Komandan berpangkat Marsekal Pertama (bintang 1) membina Lanud Pulau Sulawesi.
      2. Satuan Keamanan Pertahanan Pangkalan (Satkamhanlan) Kowilud III wilayah Sulawesi sekitarnya.
      3. Lanuma (Pangkalan Udara Utama) Jayapura Papua dipimpin Komandan berpangkat Marsekal Pertama (bintang 1) membina Lanud wilayah Papua sekitarnya.
      4. Satuan Keamanan Pertahanan Pangkalan (Satkamhanlan) Kowilud III wilayah Papua sekitarnya.
      5. Lanuma (Pangkalan Udara Utama) Ngurah Rai Bali dipimpin Komandan berpangkat Marsekal Pertama (bintang 1) membina Lanud wilayah Nusa Tenggara sekitarnya.
      6. Satuan Keamanan Pertahanan Pangkalan (Satkamhanlan) Kowilud III wilayah Nusa Tenggara.
    4. Resimen Pertahanan Pangkalan Paskhas (Menhanlan Paskhas)
  3. Komando Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) Dipimpin Komandan Jendral bintang dua berpangkat Mayjen TNI Paskhas.
  4. Komando Pemeliharaan dan Materiil TNI AU (Koharmatau) dipimpin Komandan bintang dua berpangkat Marsekal Muda.
  5. Komando Pendidikan TNI AU (Kodikau) dipimpin Komandan bintang dua berpangkat Marsekal Muda.

Komando Operasi Udara (Koopsud)

Komando Operasi Udara (Koopsud) dipimpin Panglima berpangkat Bintang 3 (Marsekal Madya). Merupakan penggabungan dua Kotama yaitu Kohanudnas dan Koopsau dengan tugas melaksanakan operasi-operasi udara dalam rangka penegakan kedaulatan negara di udara, mendukung penegakan kedaulatan Negara di darat dan laut baik itu operasi pertahanan udara, serangan udara maupun dukungan udara dan melaksanakan pembinaan kemampuan personel disatuannya. Koopsud mempunyai fungsi operasi dan fungsi pembinaan dengan kedudukan di Jakarta, dalam pembinaan kesiapan operasi dan administrasi dibawah KSAU, dalam pembinaan kesiagaan dan pelaksanaan operasi di bawah Panglima TNI. Komando Operasi Udara (Koopsud) membawahi Komando Pertahanan Udara (Kohanud), Komando Serangan Udara (Koserud), Komando Dukungan Udara (Kodukud), dan Komando Pembinaan TNI Angkatan Udara (Kobinau). Jadi seluruh pelaksanaan Operasi udara langsung dibawah satu kesatuan Komando yaitu “Komando Operasi Udara” yang dipimpin oleh Panglima berpangkat Marsekal Madya (bintang tiga).

Pemberdayaan wilayah pertahanan udara

Sesuai dengan UU TNI pasal 10, Angkatan Udara salah satunya adalah bertugas melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara di seluruh Indonesia. Dalam konteks ini TNI AU diharapkan mampu melaksanakan pemberdayaan kewilayahan tentang pertahanan udara melalui pembinaan kepada masyarakat tentang potensi dirgantara diseluruh pelosok dan pencegahan secara dini ancaman udara melalui koordinasi aktif dengan satuan samping teritorial daerah, yaitu dengan menempatkan personel sebanyak 25 orang di tiap Korem di seluruh Indonesia. Pelaksanaan UU TNI pasal 10 implementasinya diantaranya adalah pembentukan Satuan Tugas Aksi Khusus Pengamanan Bandara Internasional (Satgas Aksus Pam Bandara) sebagai wujud tanggung jawab TNI AU melaksanakan tugas keamanan pertahanan wilayah pertahanan udara dari segala aspek gangguan, ancaman, bahkan teror kegiatan penerbangan. Organisasi Satgas Aksus Pam Bandara gabungan dari :
  1. Unit anti bajak udara dan anti teror (Sat Bravo 90)
  2. Unit Hanlan Paskhas
  3. Unit Satkamhanlan Lanud setempat
  4. Unit Pomau (Brigan dan Penyidik)
Penempatan Satgas Aksus Pam Bandara :
  1. Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta
  2. Bandara Internasional Halim Perdana Kusuma, Jakarta
  3. Bandara Husein Sastra Negara
  4. Bandara Internasional Adi Sucipto, Yogyakarta
  5. Bandara Adi Sumarmo, Solo
  6. Bandara Ahmad Yani, Semarang
  7. Bandara Internasional Juanda, Surabaya
  8. Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh
  9. Bandara Internasional Kuala Namu, Medan
  10. Bandara Palembang
  11. Bandara Padang
  12. Bandara Pekanbaru
  13. Bandara Lampung
  14. Bandara Hangnadim, Batam
  15. Bandara Internasional Supadio, Pontianak
  16. Bandara Banjarmasin
  17. Bandara Balikpapan
  18. Bandara Kutai
  19. Bandara Internasional Ngurahrai, Bali
  20. Bandara Eltary, Kupang
  21. Bandara Internasional Hasanuddin, Makassar
  22. Bandara Menado
  23. Bandara Pattimura
  24. Bandara Sentani, Jayapura
  25. Bandara Sorong
  26. Bandara Manuhua, Biak

Referensi

  1. ^ "TNI AD Takkan Tambah Personel Tahun Ini". Investor Daily Indonesia. 25 Januari 2012. Diakses 3 Januari 2014.
  2. ^ "Military Strength of Indonesia". GlobalFirepower.com. Diakses 3 Januari 2014.
  3. ^ Laela Zahra (17 December 2012). "Presiden Lantik KSAU dan KSAL Baru". inilah.com. Diakses 17 Desember 2012.
  4. ^ Aditia Maruli (17 December 2012). "Presiden lantik Kasal dan Kasau baru". antaranews.com. Diakses 17 Desember 2012.
  5. ^ http://news.detik.com/read/2013/02/19/155300/2174151/10/ksal-dan-ksau-naik-pangkat
  6. ^ "Dari Lanud Pekanbaru Menjadi Lanud Roesmin Nurjadin". Riau Pos.co. Diakses 22 Juli 2013. Unknown parameter |de= ignored (help)
  7. ^ "Pembangunan sarana dan prasarana Skadud 16 Lanud Roesmin Nurjadin". tni.mil.id. 17 Mei 2013. Diakses 22 Juli 2013.
  8. ^ Zaenal Abidin (2 April 2013). "KASAU Kunjungi Lanud Supadio Persiapan Naik Status". AntaraKalbar (Antara News.com). Diakses 22 Juli 2013.
  9. ^ Fiqih Arfani (24 Mei 2013). "TNI pesan alutsista baru". antaranews.com. Diakses 19 Juli 2013.
  10. ^ "Indonesia purchases eight Embraer Super Tucano jets". Investe São Paulo. 16 October 2009. Diakses 17 Desember 2012.
  11. ^ "Order of Battle-Indonesia". MilAvia Press.com (Military Aviation Publications). Diakses 17 Desember 2012.
  12. ^ "History & Development of the Boeing 737 - Originals". b737.org.uk. Diakses 17 Desember 2012.
  13. ^ Angkasa Magazine edition October
  14. ^ "C-212-400 Maritime Patrol Aircraft, Spain". airforce-technology.com. Diakses 17 Desember 2012.

Lihat pula

Pranala luar